PALEMBANG – Beberapa kepala sekolah (Kepsek) tingkat SMA di berbagai wilayah yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), tengah dipusingkan dengan oknum yang mengatasnamakan Organisasi Masyarakat (ormas) Garda Prabowo.
Pasalnya, oknum inisial FR diduga kerap melakukan intimidasi dan menuduh tenaga pendidikan tersebut, menyalahgunakan dana BOS, yang kemudian diviralkan melalui media sosial TikTok, hingga berujung ke arah pemerasan dengan modus akan melaporkan masalah di sekolah tersebut ke pihak berwenang jika tidak memberikan nominal uang tertentu.
Salah satunya diceritakan oleh Kepala SMKN 3 OKU, Berkat Hanafi, S.Pd ketika dihubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp, Minggu (9/2/2025) sore. Menurutnya, ia telah dituduh menyalahgunakan dana BOS oleh oknum yang mengatasnamakan Garda Prabowo inisial FR.
Bahkan, kata dia, oknum tersebut pernah dua kali melakukan aksi demo di depan Mapolda Sumsel dan Kantor Gubernur Sumsel menuntut pemberhentian dirinya sebagai kepala sekolah, pada Januari 2025 lalu.
“Yang saya minta hanyalah keadilan dan perlindungan hukum agar kami, para kepala sekolah, bisa bekerja dengan aman. Ribuan anak didik saya yang sudah menjadi orang-orang hebat pasti terganggu dengan adanya informasi yang tidak benar seperti ini. Dan saya siap dihukum jika bersalah, tapi tuduhan ini sama sekali tidak benar,” tegasnya.
Hal serupa juga diungkapkan sejumlah Kepala Sekolah di Kota Palembang yang mengaku telah memberikan uang berkisar Rp 20 hingga 50 juta kepada oknum tersebut.
Menurutnya, oknum mengatasnamakan dari Garda Prabowo tersebut kerap menanyakan perihal transparansi penggunaan dana BOS di lingkungan instansi pendidikan mereka dengan mengirimkan berkas terkait dana BOS ke sekolah melalui pengiriman pos.
“Kemudian mereka menghubungi dan ujung-ujungnya akan melaporkan sekolah tersebut, meskipun sekolah tidak ada permasalahan apapun. Kadang mereka menyebutkan nilai nominalnya langsung,” sebut salah satu kepsek yang tak mau namanya ditulis di media.
Sementara terkait tindakan oknum tersebut, Ormas Garda Prabowo DKD Sumsel hingga berita ini ditayangkan belum memberikan keterangan secara resmi. Ketua Garda Prabowo DKD Sumsel, Bana Djuni ketika dihubungi telepon selulernya diluar jangkauan.
Kecaman terhadap tindakan oknum tersebut juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya, datang dari para tokoh masyarakat Sumsel, Yan Coga bersama Bung Mukri dan lainnya.
Pihaknya menyoroti maraknya tudingan terhadap tenaga pendidik, termasuk tuduhan penyalahgunaan anggaran yang diviralkan melalui media sosial tanpa bukti.
Oleh karena itu, Yan Coga mengajak kepada seluruh kepala sekolah di Sumsel untuk bersatu melawan ketidakadilan dan menjaga integritas pendidikan.
“Jika ada kesalahan, buktikan dengan fakta hukum. Jangan asal menuduh atau meminta uang di belakang layar. Kami mendukung agar para guru dan kepala sekolah mendapatkan perlindungan hukum supaya mereka bisa bekerja dengan tenang dan aman,” tegasnya. (*)